BAB
II
TINJAUAN
TEORITIS
PREMATUR
2.1. DEFINISI
Menurut
WHO, persalinan premature adalah persalinan dengan usia kehamilan kurang dari
37 minggu atau berat bayi kurang dari 2500 gram. Dengan demikian, persalainan
premature dapat terdiri dari :
1. Persalinan
premature dengan usia kehamilan kurang dari 37 minggu dengan berat badan janin
sama untuk masa kehamilan (SMK)
2. Persalinan
premature dengan usia kehamilan kurang dari 37 minggu dengan berat badan kecil
untuk masa kehamilan (KMK).
Nama lainnya dari golongan ini adalah
a.
Small for gestational
age (SGA)
b.Intra
uteri grouth retardation (IUGRat)
c.
Inta uteri grout
restriction (IUGRst)
Menurut WHO, persalinan premature
murni dapat digolongkan menurut usia kehamilan dan berat badan lahir, yaitu :
1.
Sangat premature
2.
Premature sedang
3.
Premature borderline
Prematuritas dan berat lahir rendah biasanya terjadi secara bersamaan,
terutama diantara bayi dengan berat 1500 gr atau kurang saat lahir. Keduanya
berkaitan dengan terjadinya peningkatan morbilitas dan mortalitas neonatus.
American Academy Pediatric
mendefinisikan prematuritas adalah kelahiran hidup bayi dengan berat < 2500
gr. Criteria ini dipakai terus menerus secara luas, sampai tampak bahwa ada
perbedaan antara usia hamil dan berat lahir yang disebabkan adanya hambatan
pertumbuhan janin
2.2.
ETIOLOGI
a.
Faktor Maternal
Toksenia, hipertensi, malnutrisi
/ penyakit kronik, misalnya diabetes mellitus kelahiran premature ini berkaitan
dengan adanya kondisi dimana uterus tidak mampu untuk menahan fetus, misalnya
pada pemisahan premature, pelepasan plasenta dan infark dari plasenta
b.
Faktor Fetal
Kelainan Kromosomal (misalnya trisomi antosomal), fetus multi ganda, cidera
radiasi (Sacharin. 1996)
Faktor yang berhubungan dengan kelahiran premature :
Kehamilan
1) Malformasi
Uterus
2) Kehamilan
ganda
3) TI. Servik
Inkompeten
4) KPD
5) Pre eklamsia
6) Riwayat
kelahiran premature
7) Kelainan Rh
Kondisi medis
1) Kondisi yang
menimbulkan partus preterm
a. Hipertensi
Tekanan darah tinggi menyebabkan
penolong cenderung untuk mengakhiri kehamilan, hal ini menimbulkan prevalensi
persalinan preterm meningkat.
b. Perkembangan
janin terhambat
Perkembangan janin terhambat
(Intrauterine growth retardation) merupakan kondisi dimana salah satu sebabnya
ialah pemasokan oksigen dan makanan mungkin kurang adekuat dan hal ini
mendorong untuk terminasi kehamilan lebih dini.
c. Solusio plasenta
Terlepasnya plasenta akan merangsang
untuk terjadi persalinan preterm, meskipun sebagian besar (65%) terjadi aterm. Pada
pasien dengan riwayat solusio plasenta maka kemungkinan terulang akan menjadi
lebih besar yaitu 11%.
d. Plasenta previa
Plasenta previa sering kali berhubungan
dengan persalinan preterm akibat harus dilakukan tindakan pada perdarahan yang
banyak. Bila telah terjadi perdarahan banyak maka kemungkinan kondisi janin
kurang baik karena hipoksia.
e. Kelainan rhesus
Sebelum ditemukan anti D imunoglobulin
maka kejadian induksi menjadi berkurang, meskipun demikian hal ini masih dapat
terjadi.
f. Diabetes
Pada kehamilan dengan diabetes yang
tidak terkendali maka dapat dipertimbangkan untuk mengakhiri kehamilan. Tapi
saat ini dengan pemberian insulin dan diet yang terprogram, umumnya gula darah
dapat dikendalikan.
2)
Kondisi yang menimbulkan kontraksi
a.
Kelainan bawaan uterus
Meskipun jarang tetapi dapat
dipertimbangkan hubungan kejadian partus preterm dengan kelainan uterus yang
ada.
b.
Ketuban pecah dini
Ketuban pecah mungkin mengawali
terjadinya kontraksi atau sebaliknya. Ada beberapa kondisi yang mungkin
menyertai seperti : serviks inkompeten, hidramnion, kahamilan ganda, infeksi
vagina dan serviks, dan lain-lain.
c.
Serviks inkompeten
Riwayat tindakan terhadap serviks dapat
dihubungkan dengan terjadinya inkompeten. Chamberlain dan Gibbings menemukan
60% dari pasien serviks inkompeten pernah mengalami abortus spontan dan 49%
mengalami pengakhiran kehamilan pervaginam.
d.
Kehamilan ganda
Sebanyak 10% pasien dengan dengan
partus preterm ialah kehamilan ganda dan secara umum kahamilan ganda mempunyai
panjang usia gestasi yang lebih pendek.
Sosial
Ekonomi
1) Tidak
melakukan perawatan prenatal
2) Status
sosial ekonomi rendah
3) Mal nutrisi
4) Kehamilan
remaja
Faktor gaya hidup
1) Kebiasaan merokok
2) Kenaikan berat badan selama hamil
yang kurang
3) Penyalahgunaan obat (kokain)
4) Alcohol
2.3.
TANDA DAN GEJALA
tanda-tanda persalinan prematur, yaitu
1)
Kram
seperti ketika datang bulan atau rasa sakit pada punggung.
2)
Kram
perut, dengan atau tanpa diare.
3)
Kontraksi
rahim yang teratur dengan jarak waktu sepuluh menit atau kurang dan kontraksi ini tidak harus terasa sakit.
4)
Rasa
tertekan pada perut bagian bawah, terasa berat atau seperti bayi yang mendorong
ke bawah.
5)
keluar
air atau cairan lainnya dari vagina.
2.4.
FAKTOR RESIKO KELAHIRAN PREMATUR
Resiko
Demografik
1) Ras
2) Usia
(<> 40 tahun)
3) Status sosio
ekonomi rendah
4) Belum
menikah
5) Tingkat
pendidikan rendah
Resiko Medis
1) Persalinan
dan kelahiran premature sebelumnya
2) Abortus
trimester kedua (lebih dari 2x abortus spontan atau elektif)
3) Anomali
uterus
4) Penyakit-penyakit
medis (diabetes, hipertensi)
5) Resiko
kehamilan saat ini :
Kehamilan multi janin, Hidramnion,
kenaikan BB kecil, masalah-masalah plasenta (misal : plasenta previa, solusio
plasenta), pembedahan abdomen, infeksi (misal : pielonefritis, UTI),
inkompetensia serviks, KPD, anomaly janin
Resiko Perilaku dan
Lingkungan
1) Nutrisi
buruk
2) Merokok (lebih dari 10 rokok sehari)
3) Penyalahgunaan alkohol dan zat lainnya (mis. kokain)
4) Jarang /
tidak mendapat perawatan prenatal
Faktor
Resiko Potensial
1) Stres
2) Iritabilitas
uterus
3) Perestiwa yang mencetuskan kontraksi uterus
4) Perubahan
serviks sebelum awitan persalinan
5) Ekspansi
volume plasma yang tidak adekuat
6) Defisiensi progesterone
7) Infeksi
2.5. KLASIFIKASI
Persalinan prematur murni sesuai
dengan definisi WHO
BATASAN
|
KRITERIA
|
KETERANGAN
|
Sangat prematur
|
- Usia
kehamilan 24-30 minggu
- BB
bayi 1000-1500 g
|
- Sangat sulit untuk hidup, kecuali dengan inkubator
canggih
- Dampak
sisanya menonjol,terutama pada IQ nerologis dan pertumbuhan fisiologis
|
Prematur Sedang
|
- Usia
kehamilan 31-36 mingu
- BB
bayi 1501-2000 g
|
- Dengan
perawatan cangih masih mungkin hidup tanpa dampak sisa yang berat
|
Premuatur borderline
|
- Usia
kehamilan 36-38 mingu
- Berat
bayi 2001-2499 g
- Lingkaran
kepala 33 cm
- Lingkaran
dada 30 cm
- Panjang
badan sekitar 45cm
|
- Masih
sangat mungkin hidup tampa dampak sisa
yang berat
- Perhatikan
kemungkinan :
Ø Ganguan
napas
Ø Daya
isap lemah
Ø tdak
tahan terhadap hipotermia
Ø mudah
terjadi infeksi
|
Persalinan
prematur berdasarkan pengolangan faktor penyebab
Pengolongan
|
kriteria
|
Keterangan
|
Golongan 1
|
- dapat
terjadi prematur teratur tidak menimbulkan proses “rekuren”
-
solusio plasenta
-
plasenta previa
-
hidramnion
/oligohidromnion
-
kehamilan ganda
|
kejadian persalinan prematur
sangat jarang berulang dengan sebab yang sama
|
Golongan 2
|
-
resiko kejadian
persalinan prematur tidak dapat dikontrol oleh penderita sendiri
-
hamil usia muda ,tua
(umur kurang 18 tahun atau diatas 40tahun )
-
terdapat anomali alat
reproduksi
|
- sebagian
masih dapat diupayakan untuk dikendalikan
- anomali
alat reproduksi sebagian sulit dikendalikan sekalipun dengan tindakan operasi
|
Golongan 3
|
-
faktor yang
menimbulkan pesalinan prematur dapat dikendalikan sehinga kejadian prematur
dapat diturunkan :
- KEBIASAAN
:
· Merokok
ketagin obat
· Kebiasaan
kerja keras ,kurang tdur dan istirahat
- Keadaan
sosial ekonomi yang menyebabkan
konsumsi gizi nutrisi rendah
- Kenali
berat badan ibu hamil yang kurang
- Anomali
serviks, serviks inkompeten
|
- Permasalahan
yang dihadapi golongan 111,sebagian besar beraspek sosial sehingah peran nya
sebagai faktor pemicu persalinan prematur dapat dikendalikan:
-
Kemampuan
pengendalian faktor sosial yang berada ditengah masyarakat ,merupakan program
obstetr sosial
-
Keberhasilan nya akan
dapat dirasakan masyarakan dan mempunyai nilai untuk meningkatkan kemampuan
memberikan pelayanan bermutu dan menyeluruh , sebagai stategi sosial.
|
2.6. PATOFISIOLOGI
Persalinan
preterm dapat diperkirakan dengan mencari faktor resiko mayor atau minor.
Faktor resiko minor ialah penyakit yang disertai demam, perdarahan pervaginam
pada kehamilan lebih dari 12 minggu, riwayat pielonefritis, merokok lebih dari
10 batang perhari, riwayat abortus pada trimester II, riwayat abortus pada
trimester I lebih dari 2 kali
Faktor resiko
mayor adalah kehamilan multiple, hidramnion, anomali uterus, serviks terbuka
lebih dari 1 cm pada kehamilan 32 minggu, serviks mendatar atau memendek kurang
dari 1 cm pada kehamilan 32 minggu, riwayat abortus pada trimester II lebih
dari 1 kali, riwayat persalinan preterm sebelumnya, operasi abdominal pada
kehamilan preterm, riwayat operasi konisasi, dan iritabilitas uterus.
Pasien
tergolong resiko tinggi bila dijumpai 1 atau lebih faktor resiko mayor atau
bila ada 2 atau lebioh resiko minor atau bila ditemukan keduanya. (Kapita
selekta, 2000 : 274)
2.7. DIAGNOSIS PERSALINAN PREMATUR
Sering terjadi kesulitan dalam
menentukan diagnosis ancaman persalinan preterm. Tidak jarang kontraksi yang
timbul pada kehamilan tidak benar-benar merupakan ancaman proses persalinan.
Beberapa kriteria dapat dipakai sebagai diagnosis ancaman persalinan preterm,
yaitu:
1. Kontraksi yang berulang sdikitnya
setiap 7-8 menit sekali, atau 2-3 kali dalam waktu 10 menit
2. Adanya nyeri pada punggung bawah (low
back pain)
3. Perdarahan bercak
4. Perasaan menekan daerah serviks
5. Pemeriksaan serviks menunjukan telah
terjadi pembukaan sedikitnya 2 cm, dan penipisan 50-80%
6. Presentasi janin rendah, sampai
mencapai spina ischiadika
7. Selaput ketuban pecah dapat
merupakan tanda awal terjadinya persalinan preterm
8. Terjadi pada usia kehamilan 22-37
minggu
2.8. MASALAH DAN KOMPLIKASI YANG DAPAT TERJADI PADA
BAYI PREMATUR
masalah kesehatan yang sering
dialami bayi lahir prematur:
1)
Masalah kardiovaskular seperti PDA atau Duktus Arteriosus
Paten dimana ductus arteriosus tetap terbuka bahkan setelah anak lahir. Anak
yang lahir prematur sangat rentan terhadap masalah seperti masalah hipertensi,
diabetes dan jantung di usia dewasa mereka.
2)
Penyakit paru-paru kronis dan infeksi seperti displasia
bronkopulmonalis, pneumonia dan sindrom gangguan pernapasan.
3)
Ada beberapa masalah neurologis seperti Ensefalopati
hipoksik iskemik, retinopati prematuritas, apnea, serebral palsi, cacat
perkembangan, perdarahan intraventrikular. Beberapa bayi cenderung mengalami
pendarahan otak. Pendarahan otak parah dapat berakibat fatal. Keterbelakangan
mental adalah efek yang bisa terjadi pada kelahiran prematur.
4)
Masalah hematologi yang bisa terjadi pada kelahiran prematur
adalah trombositopenia, anemia, ikterus atau hiperbilirubinemia yang
menyebabkan kernikterus.
5)
Bayi prematur menghadapi masalah pertumbuhan jangka panjang
seperti tingkat pertumbuhan di bawah rata-rata.
6)
Beberapa masalah metabolik dan pencernaan yang juga bisa
terjadi pada bayi prematur seperti hernia inguinalis, hipokalsemia, rakhitis,
nekrosis enterocolitis, hipoglikemia, dll. Pengamatan yang dilakukan menemukan
bahwa, bayi prematur menghadapi kesulitan dalam menyusu, karena kurang energi
untuk menghisap susu.
7)
Anak yang lahir antara minggu ke-22 dan 27 lebih rentan
terhadap kematian bayi dan SIDS (Sudden Infant Death Syndrome).
8)
Para ahli menyatakan bahwa anak-anak yang lahir prematur menghadapi
masalah reproduksi.
9)
Beberapa masalah lainnya seperti sepsis, kebutaan total atau
parsial, masalah penglihatan, infeksi saluran kemih, masalah sosial dan
emosional, keterampilan mengucap yang kurang, ADHD (Attention Deficit
Hyperactivity Disorder), masalah koordinasi mata tangan dan IQ lebih rendah.
2.9. PENGELOLAAN PERSALINAN
PREMATUR
Beberapa langkah yang dapat
dilakukan pada persalinan preterm, terutama mencegah mordibitas dan mortalitas
neonates preterm adalah:
1. Menghambat proses persalinan preterm
dengan pemberian tokolisis
2. Pematangan surfaktan paru janin
dengan kortikosteroid
3. Bila perlu dilakukan pencegahan
terhadap infeksi
Menurut FKUI. Kapita Selekta
Kedokteran. 2001.
Setiap persalinan preterm harus
dirujuk ke rumah sakit. Cari apakah faktor penyulit ada. Dinilai apakah
termasuk risiko tinggi atau rendah.
1. Sebelum dirujuk, berikan air minum
1.000 ml dalam waktu 30 menit dan nilai apakah kontraksi berhenti atau tidak.
2. Bila kontraksi masih berlanjut,
berikan obat takolitik seperti Fenoterol 5 mg peroral dosis tunggal sebagai
pilihan pertama atau Ritodrin mg peroral dosis tinggi sebagai pilihan kedua,
atau Ibuprofen 400 mg peroral dosis tungga sebagai pilihan ketiga.
3. Dampingi ibu ke tempat rujukan dan
beri dukungan.
4. Persalinan tidak boleh ditunda bila
ada kontraindikasi mutlak (gawat janin, karioamnionitis, perdarahan antepartum
yang banyak) dan kontraindikasi relative (gestosis, DM, pertumbuhan janin
terhambat dan pembukaan serviks 4 cm).
BAB
III
KONSEP
MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN
Konsep Manajemen Asuhan Kebidanan
Manajemen
Asuhan Kebidanan atau sering disebut Manajemen Kebidanan adalah suatu metode
berpikir dan bertindak secara sistematis dn logis dalam memberi asuhan
kebidanan,agar menguntungkan kedua belah pihak baik klien maupun pemberi asuhan (suryani,2007).
Manajemen
kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang digunakan sebagai metode untuk
mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori ilmiah,
temuan-temuan,keterampilan dan rangkaian/tahapan yang logis untuk pengambilan
suatu keputusan yang berfokus pada klien,(suryani,2007).
Manajemen
asuhan kebidan pada bayi prematur merupakan bentuk catatan dari asuhan
kebidanan yang dilaksanakan pad bayi prematur.manajemen asuhan kebidanan
disusun dengan tepat dan rasional berdasarkan keputusan yang dibuat oleh
langkah sebelumnya.
Manajemen
kebidanan diadaptasi dari sebuah konsep yang dikembang kan oleh Helen Varney
dalam buku Varney Midwifery,edisi ketiga tahun 1997: mengambarkan proses
manajemen asuhan kebidan yang terdiri dari 7 langkah yang berurut secara
sistematis dan klinis (suryani,2007).
Menurut Suryani (2007)
Langkah-langkah Manajemen varney:
3.1. Pengumpulan Data
Data
atau fakta yang dikumpulkan adalah data subjektif dan objektif dari pasien .
a. Data
subjektif
Data
subjektif adalah yang menggambarkan pendokumentasian hasil pengumpulan data
pasien melalui anamnesa.yang termasuk data subjektif untuk pasien dengan
prematur antara lain :
1) Biodata
dan Identitas
Yang perlu dikaji : nama, umur, bangsa,
agama, dan alamat. Tujuan dilakukan anamnesa ini adalah untuk mengidentifikasi
(mengenal) pasien lebih dekat .
2) Keluhan
utama
Merupakan alasan utama pasien untuk
datang dan apa-apa saja yang keluhan dirasakan .
Misalnya ibu datang dengan
keluhan
·
pasien mengatakan yaitu
kontraksi uterus yang frekuensi dan intensitasnya semakin meningkat pada usia
kehamilan 32 minggu.
(Kontraksi yang berulang sdikitnya setiap 7-8 menit sekali,
atau 2-3 kali dalam waktu 10 menit)
·
Ibu mngatakan nyeri pada punggung bawah (low back pain)
·
Ibu mengatakan adanya bercak perdarahan
·
Ibu mengatakan adanya perasaan menekan daerah serviks
·
Ibu mengatakan pada kehamilannya yang kurang bulan ini,
ketubannya telah pecah
3)
Riwayat Pernikahan
Dapat
mngakibatkan kehamilan muda. Kehamilan muda merupakan kehamilan beresiko karena
belum matangnya system alat reproduksi.
4)
Riwayat Menstruasi
Yang
dinyatakan adalah HPHT untuk menentukan tafsiran persalinan, siklus, banyak,
bau, warna, dan apakah nyeri waktu haid, serta kapan mendapat haid pertama
kali.
5) Riwayat
penyakit kehamilan
Untuk Mengetahui apakah selama kehamilan
ibu dari bayi pernah mengalami masalah seperti pendarahan ,preeklamsia,
eklamsi, hipertensi, diabetes, penyakit kelamin, anemia. Dari kasus bayi
prematur ini selama kehamilan ibu pernah mengalami keadaan seperti diabetes
maternal, penyakit hipertensi dalam kehamilan dan terjadi gangguan pertumbuhan
intrauterin.
6)
Riwayat obstetric yang lalu
Kehamilan
yang lalu, kemungkinan ibu pernah mengalami persalinan premature dan
mengeluhkan hal yang sama pada kehamilan sekarang.
Kehamilan
yang lalu, jika ibu mengalami persalianan preterm, berat badan bayi lahir
rendah, bayi lahir dengan cacat congenital.
7) Riwayat
Kehamilan ini
Yang dikaji adalah HPHT untuk menentukan
usia kehamilan dan Tp. Kelahiran bayi dengan prematur ini tidak sesuai dengan
tafsiran persalinan .
8)
Riwayat social, ekonomi, dan budaya,
Jika ekonomi
ibu tidak memadai akan mempengaruhi terhadap pemenuhan nutrisi
Social
budaya yang melarang wanita hamil untuk mengkonsumsi makanan seperti ikan dan
telur selama masa kehamilan. Serta social budaya yang beranggapan wanita hamil
beristirahat adalah tindakan negative.
9) Pola
Kebiasaan
Gunanya untuk mengetahui apakah nutrisi,
pola aktifitas dan gerak bayi, pola hygine, pola istirahat bayi sudah benar dan
cukup atau tidak .
b.
Data objektif
Data
objektif merupakan data yang dikumpulkan dari pemeriksaan umum dan khusus.Data
objektif mengambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik pasien,hasil
laboratorium dan test diagnostik lain yang dirumuskan dalam data fokus.
1)
Pemeriksaan fisik
(sesuai kebutuhan) dan tanda-tanda vital pada pemeriksaan Fisik,penderita(ibu)
tetap menuntun dari sebelum hamil.
2)
Pemeriksaan Khusus
meliputi ( inspeksi, palpasi, auskultasi, dan perkusi)
a. Inspeksi
Yaitu
periksa pandang yang dimulai dari kepala hingga kaki. Yang terpenting adalah
mata (konjungtiva dan sklera) untuk menentukan apakah ibu anemia atau tidak,
muka (edema), leher apakah terdapat pembesaran kelenjar baik kelenjar tiroid
maupun limfe sedangkan untuk dada bagaimana keadaan putting susu, ada tidaknya
teraba massa atau tumor, tanda-tanda kehamilan (cloasma gravidarum, aerola
mamae, calostrum), serta dilihat pembesaran perut yang sesuai dengan usia
kehamilan, luka bekas operasi, dan inspeksi genitalia bagian luar serta
pengeluaran pervaginam dan ekstremitas atas maupun bawah serta HIS.
b. Palpasi
Leopold 1 :
Untuk menentukan TFU (tidak sesuai dengan TFU normal, > TFU
normal) dan apa yang terdapat dibagian fundus (TFU dalam cm) dan kemungkinan
teraba kepala atau bokong lainnya, normal pada fundus teraba bulat, tidak
melenting, lunak yang kemungkinan adalah bokong janin.
Leopold II:\
Untuk menentukan dimana letaknya punggung janin dan bagian-bagian
kecilnya. Pada dinding perut klien sebelah kiri maupun kanan kemungkinan
teraba, punggung, anggota gerak, bokong atau kepala.
Leopold III:
Untuk menentukan apa yang yang terdapat dibagian bawah perut ibu dan
apakah BTJ sudah terpegang oleh PAP, dan normalnya pada bagian bawah perut ibu
adalah kepala.
Leopold IV:
Untuk menentukan seberapa jauh masuknya BTJ ke dalam rongga panggul
dan dilakukan perlimaan untuk menentukan seberapa masuknya ke PAP.
c.
Auskultasi
Untuk mendengar DJJ dengan frekuensi normal 120-160 kali/menit,
irama teratur atau tidak, intensitas kuat, sedang atau lemah. Apabila
persalinan disertai gawat janin, maka DJJ bisa kurang dari 110 kali/menit atau
lebih dari 160 kali/menit dengan irama tidak teratur.
d.
Perkusi
Pemeriksaan reflek patella kiri dan kanan yang berkaitan dengan
kekurangan vitamin B atau penyakit saraf, intoksikasi magnesium sulfat.
3)
Penghitungan TBBJ
Dengan menggunakan rumus (TFU dalam cm – 13) x 155 yang bertujuan
untuk mengetahui taksiran berat badan janin dan dalam persalinan prematur
biasanya berat badan janin rendah
4)
Pemeriksaan Panggul
Yang dinilai adalah keadaan servik, pembukaan, keadaan ketuban,
presentasi dan posisi, adanya caput atau moulage, bagian menumbung atau
terkemuka, dan kapasitas panggul (bentuk promontorium, linea innominata,
sacrum, dinding samping panggul, spina ischiadica, coksigis dan arcus pubis
> 900).
5)
Pemeriksaan penunjang :
-
Pemeriksaan darah rutin
glukosa darah, kalau perlu dan tersedia fasilitas diperiksa kadar elektrolit
dan analisa gas darah.
-
Foto dada ataupun
babygram diperlukan pada bayi baru lahir dengan umur kehamilan kurang bulan
dimulai pada umur 8jam atau didapat / diperkirakan akan terjadi sidrom gawat nafas.
-
USG kepala
Didapatkan hasil ukuran janin kecil
dan tidak sesuai dengan usia kehamilan.
3.2. Interprestasi Data
Dasar
Data
yang telah dikumpulkan,diolah dan dianalisa.bidan melakukan analisis
berdasarkan urutan sebagai berikut :
-
Mencari hubungan antara
data yang satu dengan yang lainnya untuk mencari sebab dan akibat .
-
Menentukan masalah dan
apa masalah utamanya.
-
Menentukan penyebab
utamanya
-
Menentukan tingkat
resiko masalah
Hasil analisis merupakan langkah awal dari penentu
perumusan masalah untuk menetapkan diagnosa kebidanan.
Diagnosa
kebidanan yaitu diagnosa yang ditegakkan oleh profesi(bidan) dalam lingkup
praktik kebidanan dan memenuhi standar nomenklatur (tata nama), yaitu:
-
Mencari hubungan antara
data yang satu dengan yang lainnya untuk mencari sebab dan akibat.
-
Menentukan masalah dan
apa masalah utamanya
-
Menentukan penyebab
utamanya
-
Menentukan tingkat
resiko masalah
Hasil
analisis merupakan langkah awal dari penentu perumusan masalah untuk menetapkan
diagnosa kebidanan.
Diagnosa
kebidanan yaitu diagnosa yang ditegakkan oleh profesi(bidan) dalam lingkup
praktik kebidanan dan memenuhi standar nomenklatur (tata nama),yaitu :
-
Diakui dan telah
disahkan oleh profesi bidan
-
Berhubungan langsung
dengan praktik kebidanan
-
Didukung oleh klinikal
judgement dalam lingkup lingkup kebidanan
Diagnosa
untuk bayi prematur ditegakan atas dasar bayi telah ditimbang ,menerima dan
menanyakan informasi dari keluarga mengenai bayi prematur sesuai dengan usia
kehamilan ibu saat melahirkan dan tangal kelahiran bayi.Diagnosa nya : bayi
baru lahir,usia bayi,dengan prematur,ku bayi buruk(sesuai dengan keadaan umum
bayi yang dilihat dari keadaan bayi dan hasil vital sign.
Berdasarkan
kasus ini ,maka kemungkinan interpretasi data yang timbul adalah :
1)
Kehamilan prematur,
G...,P...,A....,H...., hamil 32 minggu, inpartu kala I fase laten, Janin tunggal,
hidup intrauterine memanjang, presentasi kepala dengan partus premature.
Dasar :
HPHT,TP, jumlah air ketuban lebih dari 2 liter ddapat diketahui
dari USG,hasil pemeriksaan sitology vaginal ,hasil test tanpa tekanan dengan
CTG.
a) Ibu mengatakan mulas dan nyeri perut
bagian bawah serta mengeluarkan cairan pervaginam lendir bercampur darah.
b) Ibu merasa gelisah dan takut menghadapi persalinan karena
kehamilan yang kurang cukup bulan.
c) Pada pemeriksaan dalam di dapat
pemukaan 3 cm, konsistensi lembut, bagian terendah Hodge III, dilatasi serviks
30%.
d) Tekanan darah 140/90 mmHg.
e) Protein urine (-)
2) Masalah
Kemungkinan masalah yang timbul adalah :
a)
Ada nyeri His
Dasar : Ibu merasa kesakitan di
bagian perut.
b) Gangguan peningkatan tekanan darah.
Dasar : Hasil pemeriksaan TD
140/90mmHg,protein urine (-)
c) Cemas
Dasar : Ibu merasa takut dan
gelisah dalam menghadapi persalinan.
Karena
kehamilan yang kurang cukup bulan.
3)
Kebutuhan
a. Masase ibu
Dasar : ibu
merasakan nyeri bagian abdomen
b.Memberikan
rasa aman dan nyaman
Dasar : ibu
mnegalami peningkatan tekanan darah, dengan memberikan rasa aman dan nyaman,
keaadan emosional ibu akan membaik, sehingga dapat menstabilkan tekanan darah
Ibu
c. Dukungan
Psikology
Dasar : Kehamilan yang kurang dari
waktunya.
3.3. Diagnosa potensial
/Masalah potensial
Sering terjadi kesulitan dalam
menentukan diagnosis ancaman persalinan preterm. Tidak jarang kontraksi yang
timbul pada kehamilan tidak benar-benar merupakan ancaman proses persalinan.
Beberapa kriteria dapat dipakai sebagai diagnosis ancaman persalinan preterm,
yaitu:
1. Kontraksi yang berulang sdikitnya
setiap 7-8 menit sekali, atau 2-3 kali dalam waktu 10 menit
2. Adanya nyeri pada punggung bawah (low
back pain)
3. Perdarahan bercak
4. Perasaan menekan daerah serviks
5. Pemeriksaan serviks menunjukan telah
terjadi pembukaan sedikitnya 2 cm, dan penipisan 50-80%
6. Presentasi janin rendah, sampai
mencapai spina ischiadika
7. Selaput ketuban pecah dapat
merupakan tanda awal terjadinya persalinan preterm
8. Terjadi pada usia kehamilan 22-37
minggu
1.2. MASALAH DAN KOMPLIKASI YANG DAPAT TERJADI PADA
BAYI PREMATUR
masalah kesehatan yang sering
dialami bayi lahir prematur:
1)
Masalah
kardiovaskular seperti PDA atau Duktus Arteriosus Paten dimana ductus
arteriosus tetap terbuka bahkan setelah anak lahir. Anak yang lahir prematur
sangat rentan terhadap masalah seperti masalah hipertensi, diabetes dan jantung
di usia dewasa mereka.
2)
Penyakit
paru-paru kronis dan infeksi seperti displasia bronkopulmonalis, pneumonia dan
sindrom gangguan pernapasan.
3)
Ada
beberapa masalah neurologis seperti Ensefalopati hipoksik iskemik, retinopati
prematuritas, apnea, serebral palsi, cacat perkembangan, perdarahan
intraventrikular. Beberapa bayi cenderung mengalami pendarahan otak. Pendarahan
otak parah dapat berakibat fatal. Keterbelakangan mental adalah efek yang bisa
terjadi pada kelahiran prematur.
4)
Masalah
hematologi yang bisa terjadi pada kelahiran prematur adalah trombositopenia,
anemia, ikterus atau hiperbilirubinemia yang menyebabkan kernikterus.
5)
Bayi
prematur menghadapi masalah pertumbuhan jangka panjang seperti tingkat
pertumbuhan di bawah rata-rata.
6)
Beberapa
masalah metabolik dan pencernaan yang juga bisa terjadi pada bayi prematur
seperti hernia inguinalis, hipokalsemia, rakhitis, nekrosis enterocolitis,
hipoglikemia, dll. Pengamatan yang dilakukan menemukan bahwa, bayi prematur menghadapi
kesulitan dalam menyusu, karena kurang energi untuk menghisap susu.
7)
Anak
yang lahir antara minggu ke-22 dan 27 lebih rentan terhadap kematian bayi dan
SIDS (Sudden Infant Death Syndrome).
8)
Para
ahli menyatakan bahwa anak-anak yang lahir prematur menghadapi masalah
reproduksi.
9)
Beberapa
masalah lainnya seperti sepsis, kebutaan total atau parsial, masalah
penglihatan, infeksi saluran kemih, masalah sosial dan emosional, keterampilan
mengucap yang kurang, ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder), masalah
koordinasi mata tangan dan IQ lebih rendah.
1.3. PENGELOLAAN PERSALINAN PREMATUR
Beberapa langkah yang dapat
dilakukan pada persalinan preterm, terutama mencegah mordibitas dan mortalitas
neonates preterm adalah:
1. Menghambat proses persalinan preterm
dengan pemberian tokolisis
2. Pematangan surfaktan paru janin
dengan kortikosteroid
3. Bila perlu dilakukan pencegahan
terhadap infeksi
Menurut FKUI. Kapita Selekta
Kedokteran. 2001.
Setiap persalinan preterm harus
dirujuk ke rumah sakit. Cari apakah faktor penyulit ada. Dinilai apakah
termasuk risiko tinggi atau rendah.
1. Sebelum dirujuk, berikan air minum
1.000 ml dalam waktu 30 menit dan nilai apakah kontraksi berhenti atau tidak.
2. Bila kontraksi masih berlanjut,
berikan obat takolitik seperti Fenoterol 5 mg peroral dosis tunggal sebagai
pilihan pertama atau Ritodrin mg peroral dosis tinggi sebagai pilihan kedua,
atau Ibuprofen 400 mg peroral dosis tungga sebagai pilihan ketiga.
3. Dampingi ibu ke tempat rujukan dan
beri dukungan.
4. Persalinan tidak boleh ditunda bila
ada kontraindikasi mutlak (gawat janin, karioamnionitis, perdarahan antepartum
yang banyak) dan kontraindikasi relative (gestosis, DM, pertumbuhan janin
terhambat dan pembukaan serviks 4 cm).
BAB
III
KONSEP
MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN
Konsep Manajemen Asuhan Kebidanan
Manajemen
Asuhan Kebidanan atau sering disebut Manajemen Kebidanan adalah suatu metode
berpikir dan bertindak secara sistematis dn logis dalam memberi asuhan
kebidanan,agar menguntungkan kedua belah pihak baik klien maupun pemberi asuhan (suryani,2007).
Manajemen
kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang digunakan sebagai metode untuk
mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori ilmiah,
temuan-temuan,keterampilan dan rangkaian/tahapan yang logis untuk pengambilan
suatu keputusan yang berfokus pada klien,(suryani,2007).
Manajemen
asuhan kebidan pada bayi prematur merupakan bentuk catatan dari asuhan
kebidanan yang dilaksanakan pad bayi prematur.manajemen asuhan kebidanan
disusun dengan tepat dan rasional berdasarkan keputusan yang dibuat oleh
langkah sebelumnya.
Manajemen
kebidanan diadaptasi dari sebuah konsep yang dikembang kan oleh Helen Varney
dalam buku Varney Midwifery,edisi ketiga tahun 1997: mengambarkan proses
manajemen asuhan kebidan yang terdiri dari 7 langkah yang berurut secara
sistematis dan klinis (suryani,2007).
Menurut Suryani (2007)
Langkah-langkah Manajemen varney:
3.1.
Pengumpulan Data
Data
atau fakta yang dikumpulkan adalah data subjektif dan objektif dari pasien .
a. Data
subjektif
Data
subjektif adalah yang menggambarkan pendokumentasian hasil pengumpulan data
pasien melalui anamnesa.yang termasuk data subjektif untuk pasien dengan
prematur antara lain :
1) Biodata
dan Identitas
Yang perlu dikaji : nama, umur, bangsa, agama, dan
alamat. Tujuan dilakukan anamnesa ini adalah untuk mengidentifikasi (mengenal)
pasien lebih dekat .
2) Keluhan
utama
Merupakan alasan utama pasien untuk datang dan
apa-apa saja yang keluhan dirasakan .
Misalnya ibu datang
dengan keluhan
·
pasien mengatakan yaitu kontraksi uterus
yang frekuensi dan intensitasnya semakin meningkat pada usia kehamilan 32
minggu.
(Kontraksi yang berulang sdikitnya setiap 7-8 menit sekali,
atau 2-3 kali dalam waktu 10 menit)
·
Ibu mngatakan nyeri pada punggung bawah (low
back pain)
·
Ibu mengatakan adanya bercak perdarahan
·
Ibu mengatakan adanya perasaan menekan daerah serviks
·
Ibu mengatakan pada kehamilannya yang
kurang bulan ini, ketubannya telah pecah
3)
Riwayat Pernikahan
Dapat
mngakibatkan kehamilan muda. Kehamilan muda merupakan kehamilan beresiko karena
belum matangnya system alat reproduksi.
4)
Riwayat Menstruasi
Yang
dinyatakan adalah HPHT untuk menentukan tafsiran persalinan, siklus, banyak,
bau, warna, dan apakah nyeri waktu haid, serta kapan mendapat haid pertama
kali.
5) Riwayat
penyakit kehamilan
Untuk Mengetahui apakah selama kehamilan ibu dari
bayi pernah mengalami masalah seperti pendarahan ,preeklamsia, eklamsi,
hipertensi, diabetes, penyakit kelamin, anemia. Dari kasus bayi prematur ini
selama kehamilan ibu pernah mengalami keadaan seperti diabetes maternal,
penyakit hipertensi dalam kehamilan dan terjadi gangguan pertumbuhan
intrauterin.
6)
Riwayat obstetric yang lalu
Kehamilan
yang lalu, kemungkinan ibu pernah mengalami persalinan premature dan
mengeluhkan hal yang sama pada kehamilan sekarang.
Kehamilan
yang lalu, jika ibu mengalami persalianan preterm, berat badan bayi lahir
rendah, bayi lahir dengan cacat congenital.
7) Riwayat
Kehamilan ini
Yang dikaji adalah HPHT untuk menentukan usia
kehamilan dan Tp. Kelahiran bayi dengan prematur ini tidak sesuai dengan
tafsiran persalinan .
8)
Riwayat social, ekonomi, dan budaya,
Jika ekonomi
ibu tidak memadai akan mempengaruhi terhadap pemenuhan nutrisi
Social
budaya yang melarang wanita hamil untuk mengkonsumsi makanan seperti ikan dan
telur selama masa kehamilan. Serta social budaya yang beranggapan wanita hamil
beristirahat adalah tindakan negative.
9) Pola
Kebiasaan
Gunanya untuk mengetahui apakah nutrisi, pola
aktifitas dan gerak bayi, pola hygine, pola istirahat bayi sudah benar dan
cukup atau tidak .
b.
Data objektif
Data objektif
merupakan data yang dikumpulkan dari pemeriksaan umum dan khusus.Data objektif
mengambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik pasien,hasil laboratorium
dan test diagnostik lain yang dirumuskan dalam data fokus.
1)
Pemeriksaan fisik (sesuai kebutuhan) dan
tanda-tanda vital pada pemeriksaan Fisik,penderita(ibu) tetap menuntun dari
sebelum hamil.
2)
Pemeriksaan Khusus meliputi ( inspeksi, palpasi,
auskultasi, dan perkusi)
a. Inspeksi
Yaitu periksa
pandang yang dimulai dari kepala hingga kaki. Yang terpenting adalah mata
(konjungtiva dan sklera) untuk menentukan apakah ibu anemia atau tidak, muka
(edema), leher apakah terdapat pembesaran kelenjar baik kelenjar tiroid maupun
limfe sedangkan untuk dada bagaimana keadaan putting susu, ada tidaknya teraba
massa atau tumor, tanda-tanda kehamilan (cloasma gravidarum, aerola mamae,
calostrum), serta dilihat pembesaran perut yang sesuai dengan usia kehamilan,
luka bekas operasi, dan inspeksi genitalia bagian luar serta pengeluaran
pervaginam dan ekstremitas atas maupun bawah serta HIS.
b. Palpasi
Leopold 1 :
Untuk
menentukan TFU (tidak sesuai dengan TFU normal, > TFU normal) dan apa yang terdapat
dibagian fundus (TFU dalam cm) dan kemungkinan teraba kepala atau bokong
lainnya, normal pada fundus teraba bulat, tidak melenting, lunak yang
kemungkinan adalah bokong janin.
Leopold II:\
Untuk
menentukan dimana letaknya punggung janin dan bagian-bagian kecilnya. Pada
dinding perut klien sebelah kiri maupun kanan kemungkinan teraba, punggung,
anggota gerak, bokong atau kepala.
Leopold III:
Untuk
menentukan apa yang yang terdapat dibagian bawah perut ibu dan apakah BTJ sudah
terpegang oleh PAP, dan normalnya pada bagian bawah perut ibu adalah kepala.
Leopold IV:
Untuk
menentukan seberapa jauh masuknya BTJ ke dalam rongga panggul dan dilakukan
perlimaan untuk menentukan seberapa masuknya ke PAP.
c.
Auskultasi
Untuk
mendengar DJJ dengan frekuensi normal 120-160 kali/menit, irama teratur atau
tidak, intensitas kuat, sedang atau lemah. Apabila persalinan disertai gawat
janin, maka DJJ bisa kurang dari 110 kali/menit atau lebih dari 160 kali/menit
dengan irama tidak teratur.
d.
Perkusi
Pemeriksaan
reflek patella kiri dan kanan yang berkaitan dengan kekurangan vitamin B atau
penyakit saraf, intoksikasi magnesium sulfat.
3)
Penghitungan TBBJ
Dengan
menggunakan rumus (TFU dalam cm – 13) x 155 yang bertujuan untuk mengetahui
taksiran berat badan janin dan dalam persalinan prematur biasanya berat badan
janin rendah
4)
Pemeriksaan Panggul
Yang dinilai
adalah keadaan servik, pembukaan, keadaan ketuban, presentasi dan posisi,
adanya caput atau moulage, bagian menumbung atau terkemuka, dan kapasitas
panggul (bentuk promontorium, linea innominata, sacrum, dinding samping
panggul, spina ischiadica, coksigis dan arcus pubis > 900).
5)
Pemeriksaan penunjang :
-
Pemeriksaan darah rutin glukosa darah, kalau
perlu dan tersedia fasilitas diperiksa kadar elektrolit dan analisa gas darah.
-
Foto dada ataupun babygram diperlukan
pada bayi baru lahir dengan umur kehamilan kurang bulan dimulai pada umur 8jam
atau didapat / diperkirakan akan terjadi sidrom
gawat nafas.
-
USG kepala
Didapatkan hasil ukuran janin kecil
dan tidak sesuai dengan usia kehamilan.
3.2.
Interprestasi Data Dasar
Data
yang telah dikumpulkan,diolah dan dianalisa.bidan melakukan analisis
berdasarkan urutan sebagai berikut :
-
Mencari hubungan antara data yang satu
dengan yang lainnya untuk mencari sebab dan akibat .
-
Menentukan masalah dan apa masalah
utamanya.
-
Menentukan penyebab utamanya
-
Menentukan tingkat resiko masalah
Hasil analisis merupakan langkah awal dari penentu
perumusan masalah untuk menetapkan diagnosa kebidanan.
Diagnosa
kebidanan yaitu diagnosa yang ditegakkan oleh profesi(bidan) dalam lingkup
praktik kebidanan dan memenuhi standar nomenklatur (tata nama), yaitu:
-
Mencari hubungan antara data yang satu
dengan yang lainnya untuk mencari sebab dan akibat.
-
Menentukan masalah dan apa masalah
utamanya
-
Menentukan penyebab utamanya
-
Menentukan tingkat resiko masalah
Hasil
analisis merupakan langkah awal dari penentu perumusan masalah untuk menetapkan
diagnosa kebidanan.
Diagnosa
kebidanan yaitu diagnosa yang ditegakkan oleh profesi(bidan) dalam lingkup
praktik kebidanan dan memenuhi standar nomenklatur (tata nama),yaitu :
-
Diakui dan telah disahkan oleh profesi
bidan
-
Berhubungan langsung dengan praktik kebidanan
-
Didukung oleh klinikal judgement dalam
lingkup lingkup kebidanan
Diagnosa untuk
bayi prematur ditegakan atas dasar bayi telah ditimbang ,menerima dan
menanyakan informasi dari keluarga mengenai bayi prematur sesuai dengan usia
kehamilan ibu saat melahirkan dan tangal kelahiran bayi.Diagnosa nya : bayi
baru lahir,usia bayi,dengan prematur,ku bayi buruk(sesuai dengan keadaan umum
bayi yang dilihat dari keadaan bayi dan hasil vital sign.
Berdasarkan
kasus ini ,maka kemungkinan interpretasi data yang timbul adalah :
1)
Kehamilan prematur,
G...,P...,A....,H...., hamil
32 minggu, inpartu kala I fase laten, Janin tunggal, hidup intrauterine
memanjang, presentasi kepala dengan partus premature.
Dasar :
HPHT,TP, jumlah air
ketuban lebih dari 2 liter ddapat diketahui dari USG,hasil pemeriksaan
sitology vaginal ,hasil test tanpa tekanan dengan CTG.
a) Ibu mengatakan mulas dan nyeri perut
bagian bawah serta mengeluarkan cairan pervaginam lendir bercampur darah.
b) Ibu merasa gelisah dan takut menghadapi persalinan karena
kehamilan yang kurang cukup bulan.
c) Pada pemeriksaan dalam di dapat
pemukaan 3 cm, konsistensi lembut, bagian terendah Hodge III, dilatasi serviks
30%.
d) Tekanan darah 140/90 mmHg.
e) Protein urine (-)
2) Masalah
Kemungkinan masalah yang timbul adalah :
a)
Ada
nyeri His
Dasar : Ibu merasa kesakitan di
bagian perut.
b) Gangguan peningkatan tekanan darah.
Dasar : Hasil pemeriksaan TD
140/90mmHg,protein urine (-)
c) Cemas
Dasar : Ibu merasa takut dan
gelisah dalam menghadapi persalinan.
Karena
kehamilan yang kurang cukup bulan.
3)
Kebutuhan
a. Masase ibu
Dasar : ibu
merasakan nyeri bagian abdomen
b.Memberikan rasa aman dan nyaman
Dasar : ibu
mnegalami peningkatan tekanan darah, dengan memberikan rasa aman dan nyaman,
keaadan emosional ibu akan membaik, sehingga dapat menstabilkan tekanan darah
Ibu
c. Dukungan
Psikology
Dasar : Kehamilan yang kurang dari
waktunya.
3.3. Diagnosa potensial /Masalah
potensial
Diagnosa
potensial dalam kaitanya dengan diagnosa kebidanan adalah masalah yang mungkin
timbul dan bila tidak segera diatasi akan mengangu keselamatan pasien . Berdasarkan teori diagnosa potensial
yang akan dapat terjadi adalah :
a. Diagnosa
potensial yang dapat terjadi pada Ibu :
1.
Perdarahan
Dasarnya
: karena persalinan premature yang diakibatkan oleh plasenta previa atau
solusio plasanta yang membuat perdarahan banyak pada Ibu
2.
Infeksi
Dasarnya
: terbukanya jalan lahir pada Ibu yang mngalami premature akibat diabetes
beresiko untuk infeksi
3.
Terjadinya
atonia uteri
Dasarnya
: adanya kelainan bawaan uterus dan ketuban pecah dini yng mengakibatkan
prematuritas
b. Diagnosa
potensial yang dapat terjadi pada bayi :
1.
Hipotermia
Dalam
kandungan ,bayi berada dalam suhu lingkungan yang normal dan stabil yaitu 360
c sampai dengan 37 0c. Segera setelah lahir bayi dihadapkan pada
suhu ini memberi pengaruh pada kehilangan panas tubuh bayi.
2.
sindrom gawat nafas
Kesukaran
pernapasan pada bayi prematur dapat disebabkan belum sempurnanya pembentukan
membrane hialin surfaktan paru yang merupakan suatu zat yang dapat menurunkan
tegangan dinding alveoli paru,pertumbuhan surfaktan paru mencapai maksimum pada
mingu ke -35 kehamilan.
3.
BBLR
Dapat terjadi karena perkembangan
janin terhambat (Intrauterine growth retardation) merupakan kondisi dimana
salah satu sebabnya ialah pemasokan oksigen dan makanan mungkin kurang adekuat
dan hal ini mendorong untuk terminasi kehamilan lebih dini.
4.
Hipoglikemia
Penyelidikan
kadar gula darah pada 12jam pertama menunjukan bahwa hipoglikemia dapat
terjadi sebanyak 50% pada bayi
prematur.glukosa merupakan sumber pertama energi selama masa janin . Hal ini
disebabkan cadangan glikogen yang belum mencukupi ,Hipoglikemia bila kadar gula
sama dengan atau kurang dari 20 mg/dl.
5.
Pendarahan intracranial
Pada
bayi premature pembuluh darah masih sangat rapuh hinga mudah pecah . pendarahan
intracranial dapat terjadi karna trauma lahir.
6. Rentan
terhadap infeksi
Pemindahan
substansi kekebalan dari ibu ke janin terjadi pada mingu terakhir masa
kehamilan.
7.
Hiperbilirubinemia
Hal
ini dapat terjadi karena belum matur nya fungsi hepar. Kurangnya enzim
glukorinil transferase sehinga konjugasi bilirubin indirek menjadi bilirubin
direk belum sempurna . dan kadar albumin darah yang berperan dalam transfortasi
bilirubin dari jaringan ke hepar kurang.kadar bilirubin normal pada bayi
prematur 10mg/dl.
8.
Kerusakan integritas kulit
Lemak
subkutan kurang atau sedikit.struktur kulit yang belum matang dan
rapuh.sensitivitas yang kurang akan memudahkan terjadinya kerusakan integritas
kulit,terutama pada daerah yang sering tertekan dalam waktu yang lama.
Pemakaian
plester dapat mengakibatkan kulit bayi lecet atau bahkan lapisan atas ikut
terangkat
9.
Ikterus (kadar bilirubin yang tingi )
Ikterus
adalah menjadi kuningnya warna kulit,selaput lendir dan berbagai jaringan oleh
zat warna empedu.
3.4.
Tindakan segera
Tindakan segera
ditujukan pada masalah potensial demi keselamatan pasien. Harus bersifat segera
disiapkan tindakan ataupun kolaborasi penanganan segera bersama angota tim
kesehatan lain sesuai dengan kondisi pasien .
Tindakan segera
yang dibutuhkan pasien :
a. Kolaborasi dengan dokter ahli
kebidanan.
b. Segera merujuk.
3.5.
Intervensi/perencanaan
Berdasarkan
diagnosa yang ditegakan ,bidan menyusun rencana kegiatannya mencangkup tujuan
dan langkkah yang akan dilakukan dalam melakukan intervensi pemecahan masalah.
Langkah penyusun
rencana kegiatan :
1.
Menentukan tujuan tindakan yang akan
dilakukan
2.
Menentukan langkah-lahgkah tindakan
secara mandiri, kolaborasi dan rujukan
3.
Menentukan kriteria evaluasi dan
keberhasilan tindakan
Semua
rencana haruslah rasional dan sebelumnya dilaksanakan harus disepakati oleh pasien terlebih dahulu .dalam asuhan
yang menyeluruh pada bayi prematur harus mencerminkan rasional yang benar-benar
valid berdasarkan pengetahuan teori prematur yang berhubungan langsung dan
asumsi tentang apa yang akan atau tidakakan mau dilakukan .jika tidak
menghasilkan asuhan pasien yang tidak lengkap dan berbahaya.Perencanan tindakan
yang mungkin dilakukan antara lain :
1. Beritahu ibu tentang hasil
pemeriksaan.
2. Jelaskan kondisi ibu saat ini.
3.
Buat tanda persetujuan tertulis
untuk perawatan dan tindakan klien
dirumah sakit/rumah bidan dan jelaskan tentang peraturan di kamar bersalin.
4.
Kolaborasi dengan tim medis untuk
tindakan selanjutnya
5.
Jelaskan
tentang kemajuan persalinan.
6.
Lakukan Perawatan dan pengawasan kala I
7.
Siapkan
alat-alat
8.
Siapkan
ruang untuk persalinan.
9. Alat untuk persalinan.
10. Perlengkapan untuk ibu dan bayi.
11. Siapkan ibu
12. Ganti pakaian ibu
13. Tempatkan di ruang bersalin.
14. Atur posisi ibu senyaman mungkin
15. Anjurkan miring ke kiri.
16. Ajarkan cara mengedan yang baik dan
anjurkan untuk relaksasi
17. Libatkan orang-orang untuk memberi
dukungan psikologis.
18.
Hadirkan
pendamping yang dianggap penting bagi ibu.
19.
Beri
ibu kebutuhan nutrisi berupa makanan dan minuman.
20. Pantau tanda-tanda vital
21. Pantau kemajuan persalinan.
22.
Lakukan
pengawasan kala I atau observasi dengan partograf
23.
Rawat klien dikamar bersalin untuk
memantau proses persalinan .
24.
Dukungan psikologis
25.
Bantu kala II jika lahir spontan.
26.
Lakukan manajemen aktiv kala III
27.
Lakukan perawatan bayi baru lahir
28.
Lakukan pengawasan kala 1V
Sangat membantu, thanks mbaa.. :)
BalasHapus